MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
1. Pengertian
Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup
itu bersifat kodrati. Karena itu is menentukan masa depan seseorang. Untuk itu
perlu dijelaskan pula apa anti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya
pendapat atau pertimbangan yang dijadikanpegangan, pedoman, arahan, petunjuk
hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itumerupakan hasil pemikiran manusia
berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika
atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama
dan terus menems, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.
Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan,
pedoman, arahan, atau petunjuk_yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan
tetapi pandanganhidup dapat diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri
dari 3 macam :
(A) Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlakkebenarannya
(B) Pandangan
hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang
terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang
sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut
ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi
politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara.
Pandangan hidup pada dasamya mempunyai unsur-unsur yaitu
cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini
merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita - cita ialah apa
yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.
Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik
yang membuat manusia malunur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan
adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan
kepercayaan kepada Tuhan.
“Kami ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg
dulunya cuma seorang TKW di HONGKONG jadi pembantu rumah tangga yg gajinya
tidak mencukupi keluarga dikampun,jadi TKW itu sangat menderita dan disuatu
hari saya duduk2 buka internet dan tidak disengaja saya melihat komentar orang
tentan KI ANGEN JALLO dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg
betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di HONGKONG,akhirnya
saya coba untuk menhubungi KI ANGEN JALLO dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu
saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan KI ANGEN JALLO meman betul2
terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan KI ANGEN JALLO kini
saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa
membalas budi baik KI ANGEN JALLO sekali lagi makasih yaa KI dan bagi teman2 yg
menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja KI ANGEN
JALLO DI 0 8 5-2 8 3-7 9 0-4 4 4 insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini
benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW”
2. Pengertian
Ideologi
A. Pengertian Ideologi
Ideologi adalah
kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada
akhir abad
ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Ideologi
dapat dianggap sebagaivisi yang komprehensif, sebagai
cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara
umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis
(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama di balik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologiMarxisme).
B. Tiga Dimensi suatu Ideologi
Suatu ideologi mengandung 3 dimensi, sebagai berikut :
- Dimensi
Realitas berarti bahwa suatu ideologi berasal dari nilai nilai nyata yang
dikembangkan atau dipakai bersama sama oleh warga masyarakat.
- Dimensi
Idealitas berarti bahwa suatu ideologi mengandung nilai nilai yang ideal
yang ingin dicapai oleh suatu masyarakat , yaitu nilai nilai luhur dalam
segala aspek kehidupan yang ingin diwujudkan oleh suatu masyarakat sebatas
akal budi manusia.
- Dimensi
Fleksibilitas berarti bahwa ideologi memiliki sifat felksibel dan
berkembang , artinya ideologi tersebut tidak tertutup.
3. Cita-Cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut
cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran.
Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada
umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi,dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang
makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin
terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita
itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin
menjadi dokter, is belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak
punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu barn dalam taraf
angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang
akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah
seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga
faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang
dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa
tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan
oleh knalitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa
yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa
anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa
yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri.Sebaliknya
dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan,
cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk
mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan
hidup yang bila bethasil akan menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita,
pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang
menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu
cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita. Misalnya sebagai berikut ;
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas,
keduanyabercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya,sehingga
dalam mencapai cita-citanya tidak mcngalami hambatan.Malahan dapat dikatakan
bahwa kondisi ekonomi orang tuanyamerupakan faktor yang menguntungkan atau
memudahkan mencapaicita-cita si Amir. Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanyaekonominya
lemah, menyebabkan is tidak mampu mencapaicita-citanya. Ekonomi orang tua Budi
yang lcmah merupakan hambatanbagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga
dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan
cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya,
mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian juga faktor kondisinya
memungkinkan hal itu. apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang
cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang mcnempatkan
cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah
mengatakan "bayang-bayangsetinggi badan", artinya mencapai cita-cita
sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan
seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya
dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dim iliki saat
itu serta kondisi yang dilaluinya.
Pada mulanya Basir adalah seorang pedagang kecil, pedagang
kaki lima. Ia menyadari bahwa dengan modalnya yang kecil maka dengan susah
payah diperolehnya keuntungan yang berarti. Karena itu dengan hematnya
disisihkan uang keuntungannya untuk memperbesar modalnya. Hal itu berhasil
diperolehnya, sehingga dengan modal yang lebih besar is dapat menjadi
pedagang menengah. Dan dengan ketekunannya lagi dilanjutkan kegiatannya
dalam dagang. Dengan kejujuran serta kesungguhannya dapatlah is
memperbesar usahanya melalui kredit yang dipercayakan bank kepadanya.
Dengan pengalarnan sebagai bekal, kesungguhan serta kepercayaan yang dapat
diberikan kepada relasinya, Basir berhasil menjadi pedagang besar. Cita-citanyaberangsur
dari pedagang kecil kepedagang menengah, dan akhimya tercapai menjadi
pedagang besar.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu,
masyarakat dan bangsapun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa
merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia
mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa
yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.
4. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan
kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang
sesuai dengan nonna-norrna agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu
baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung
berbuat baik
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas
jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena
merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri
sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena
itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup
bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling
menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat
berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani
dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air,
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita hams melihat dan tiga
segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota
masyarakat, dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa
yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati.
Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang,
untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan
atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri.
Sebab itu, nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia. Misalnya orang
tahu, bahwa membunuh itu buruk, jahat: suara hatinya mengatakan demikian, namun manusia
kadang-kadang tak mendengarkan suara hatinya.
Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu
mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu,
kalau seseoraang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan suara hatinya, maka
orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat atau bertindak menurut
suara hati, maka tindakan atau perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya perbuatan
atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau
tindakan itu buruk. Misalnya, suara hati kita mengatakan "tolonglah
orang yang menderita itu", dan kita berbuat menolongnya, maka kita
membuat kebajikan. Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian, namun kitahanya
seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu, maka munafiklah kita.
Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga
terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan
pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah
kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana suara
hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginkan yang baik, maka masyarakat yang
terdiri atas pribadi-pribadi itu pun pasti suara hatinya juga menginginkan yang
baik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi pasti suara hatinya
juga menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu jika
benar-benar berdasarkan pada suara hati anggota-anggotanya, suara hati
masyarakat pada dasarnya adalah baik. Misalnya, warga disuatu daerah
menghendaki kerja bakti dengan mengadakan pembersihan saluran air di
kampung. Bila kita ikut beramai-ramai kerja bakti, berarti kita mengikuti
suara hati masyarakat, kerja bakti itu. Tetapi bila kita tidak mengikutinya
berarti kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.
Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti balk bagi
kepentingan masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik
bagi kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau
segelintir orang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian, seseorang hams
tunduk kepada apa yang baik bagi masyarakat- umum.
Contoh
: Budi tidak setuju jalan di depan rumahnya diperlebar, karena harus mèmotong bagian
depan rumahnya. Tetapi masyarakat kampung mengusulkan dan telah disetujui
jalan itu hams diperlebar demi keamanan. Akhimya karena desakan seluruh
warga, dengan sangat terpaksa Budi menyetujuinya.
Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri.
Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat
umum. Disini tidak berarti bahwa pendapat umum atau kepentingan umum itu
di atas segala-galanya, sehingga suara hati, pendapat atau kepentingan
pribadi-pribadi diperkosa begitu saja.
Sebagai mahluk Tuhan, manusiapun hams mendengarkan suara
hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan
mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik
buruk, hams kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. kehendak
Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan
suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti
berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah
terhadap siapapun, berpalcaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Baik-buruk, kebajikan dan ketidakbijakan menimbulkan daya
kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan
dan ketidakbajikan.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang
berselubung kebajikan. kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya
orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan din sendiri.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah
lakunya. Karena tingkah lake bersumber pada pandangan hidup, maka
setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri,
sehingga tingkah lakti setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada
tiga hal. Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan
pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang
diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang
saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama ? Hal itu disebabkan,
karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (detemninan)
berjumlah sangat banyak; pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan
cara bennacam-macam sehinggamenghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip
variasi dalam keturunan). Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan
kecondongan kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh
mereka yang saudara sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau
pembuahan itulah terjadi pembentukan temperamen seseorang.
Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
lingkungan (environment). Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam
kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan
seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama ). Lingkungan
membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang
lebih tua merupupakan panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai
teladan berbuat yang baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri
pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan
utama adalah guru, sementara ituteman-teman sekolah ikut serta memberikan
andilnya. Dalam lingkungan sekolah tokoh panutan seorang anak sudah
memiliki posisi yang lebih luas dibandingkan dengan dalam keluarga. Pembentukan
pribadi dalam sekolah terjadi pada masa anak-anak atau masa sekolah. Lingkungan
ketiga adalah masyarakat, yang menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh
masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan
tinggi. Selain tokoh-tokoh dalam rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang
merupakan person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dan
benda-benda atau peralatan dalam lingkungaan tersebut yang merupakan non
person. Karena itu dalam pembentukan kepribadianpada umumnya anak-anak kota
lebih trampil dibandingkan dengan anak pedesaan, namun dalam hubungan
bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak dari daerah pedesaan lebih
unggul.
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
pengalaman yang khas yang pemah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang
sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif,
memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai
pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan
hati nurani seseorang mau menolong orang dalam kesusahan, tetapi karena pemah
memperoleh pengalaman pahit waktu mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat
baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dad
pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalam diri seseorang.
Dalam prakteknya, dari ketiga faktor diatas, yaitu
hereditas, lingkungan, dan pengalaman, manakah yang paling dominan ? Sulit
diberikan jawaban, karena ketiga-tiganya terjalin erat sekali. Disamping
itu ketiga faktor tersebut dalam membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya
dengan pembentukan pada pribadi lain.
5. Usaha / Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya.
Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup,
dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat
hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia hams kerja keras. Apabila
seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia hams rajin belajar dan tekun serta
memenuhsemua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun
dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak
bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya. Sebaliknya
pars buruh, petani lebih banyak menggunakan jasamani daripada otaknya.
Para tukang dan pars ahli lebih banyak menggunalcan kedua-duanya otak dan
jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada
jasmani. Sebaliknya pars prajurit lebih banyak kerja jasmani daripada
otak.
Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat
dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin,
melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Karena
itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup
Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur
waktunya itu.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana
hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang ditujukan kepada para
pengikutnya: "Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup
selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'du ayat 11 : "sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan
din mereka sendiri". Dari haidst dan firman ini dapat
dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untukmemperrbaiki nasibnya sendiri.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena
kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara
manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan
keahlian/ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil
sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan/keahlian. Karena itu mencariilmu
dan keahlian/ketrampilan itu suatu keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam
ungkapan sastra: "tuntutlah ilmu dan buaian sampai ke hang
lahat" dalam pendidikan dikatakan sebagai "long life
education"
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas
kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia, maka ketidakmampuan atau
kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat
diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong-royong. Apabila
sistem ini diangkat ke tingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur
usaha/perjuangan warga negaranya sedemikian rupa, sehingga perbedaantingkat
kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu
mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pendangan hidup/ideologi yang
dianut oleh suatu negara.
Dalam negara yang menganut ideologi liberalisme, kesadaran
individu yang lebih berperan untuk membantu individu lain yang
kurang/tidak mampu bekerja keras memperoleh penghasilan layak. Jika
individu tidak punya kesadaran atau rendah tingkat kesadarannya
untuk membantu yang lain yang kurang/tidak mampu, maka akan
muncul perjuangan bebas dan persaingan bebas. Manusia yang satu
mengeksploitir manusia lain. Misalnya dalam hubungan kerja, majikan
mempekerjakan buruhnya dengan upah murah tak sebanding dengan tenaga yang
dikeluarkannya, upah tidak mencukupi kebutuhan minimal si buruh.
Sebaliknya, dalam negara yang menganut ideologi komunis,
negara yang lebih berperan mengatur usaha/perjuangan warga negara. Seetiap
warga negara hams tunduk dan patuh pada ketentuan yang ditetapkan negara,
bahkan dengan paksaan dan kekerasan. Asas kebersamaan, pemerataan, sama
rata sama rasa diterapkan dengan ketat. Alcibatnya justru melanggar keadilan, melanggar
hak-hak asasi manusia itu sendiri. Walaupun tujuan ideologi komunis itu adalah
kemakmuran warga negara, caranya mewujudkan kemakmuran itu tidak sesuai dengan
harkat dan martabat manusia. Manusia tidak lebih dari alat menciptakan
kemakmuran. Padahalmanusia itu mahluk ciptaan Tuhan yang punya harkat dan
martabat.
6. Keyakinan
/ Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup
berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr.Harun Nasution,
ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran
intelektualisme, dan aliran gabungan.
(a) Aliran
Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari
Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang
tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya,
secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu menguasai
alam ini, karma manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana
tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan
mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah
keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada.
Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi.
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan
berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama itu ada dua
macam yaitu :
1. Ajaran
agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran
agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat
dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
2. Ajaran
agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia,
sifatnya relatif (terbatas). Ajaran agama dari
pemuka-pemuka agama tennasuk kebudayaan, terdapat dalam buku-buku agama
yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai
dengan perkembangan jaman.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup
dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa
kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan hidup yang dilandasi
keyakinan bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya
disebut pandangan hidup religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan,
natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan
natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa
kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh
kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.
(b) Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan
akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah
yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan had nurani. Manusia yakin
bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan
sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Telmologi adalah alat bantu mencapai kebajikan
yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan
had nurani.
Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat
di hati, sehingga timbul istilah "hati nurani", artinya daya
rasa. Di Barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal
yaitu logika berpikir. Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan Barat Di Timur
orang mengutamakan had nurani,yang baik menurut akal belum tentu baik menurut had
nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini
dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal
itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut
liberalisme.Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan
berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan had
nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiapindividu. icarena itu
individu yang berakal (berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai individu
yang berpikir rendah (bodoh).
(c) Aliran
Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan
gaib Minya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai
dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar
tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut
logika berpikir juga dapat diterima oleh had nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarkan pada logika berpikir, sedangkan had nurani dinomor duakan,
kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak
menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika
berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat),
pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan
akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti
baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani),
logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup
ini disebut sosialime - religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan
menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu
berkat karunia Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini
terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada
logika berpikir kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius
menenkankan pada logika berpikir kolektif individual. Pandangan hidup
sosialisme mengutamakan logika berpikir dari pada hati nurani, sedangkan
sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati
nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan,
sebaliknya sosialisme religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.
7. Cara Memaknai Hidup
Dengan selalu
memandang kedepan dan menjadikan pengalaman-pengalaman yang kita lalui sebagai
pejuntuk kehidupan kita, serta bimbingan dari Allah SWT, adalah kunci saya
menghadpi kehipan keras ini. Memaknai hidup yang sangat berharga ini dan menjadikan
diri saya salah satu yang paling beruntung dalam kehidupan ini. Pandangan yang
luas dan tidak memfokuskan diri sendiri (egois) menjadi kunci agar dapat
melihat kehidupan ini menjadi sangat berharga. Melihat kebawah disaat kita
sedang merasa tidak beruntung dan lihatlah masih banyak yang ada dibawah kita. Prinsip
saya sebaik baik saya masih lebih baik orang lain dan seburuk buruknya orang
lain masih lebih buruk saya. Bukankah kita sangat beruntung bahkan dari lahir
pun kita harus berebut dengan jutaan benih untuk bisa hidup di dunia yang fana
ini.
8. usaha untuk menggapai cita-cita
Saya akan
berusaha sebaik mungkin dan tidak lupa dengan diiringi doa. Memandang kedepan
dan menjadikan pengalaman sebagai guru yang sangat berharga dalam meningkatkan
ability diri sendiri. Cita-cita saya sebagai ilmuan dan mempunyai desa sendiri
atau wilayah sendiri yang dapat saya kelola dengan baik dan membuka lapangan
pekerjaan untuk warga sekitar dan mengembangkan teknologi yang ada dalam benak
saya, dan saya dengan bebas membuat apa yang saya inginkan. Memudahkan urusan
orang lain akan berdampak juga kepada urusan kita yaitu akan mempermudah urusan
kita juga kelak. Mengapai cita cita juga di tujukan kepada Allah SWT supaya
mendapat surga akhirat dan surga dunia. Memperbanyak ilmu supaya akan lebih
mudah dalam menggapai cita cita. Dilakukan dengan senang hati supaya kita juga
menikmati perjalan menuju tergapainya cita cita tersebut. Tetap semangat dan
dukungan merupakan supply power yang sangat berharga.
Komentar
Posting Komentar